Skip to main content

Bokep bercakap-cakap Nduk

Sehabis pesta pipisnya khatam, Tika saya menjulang beserta saya dudukkan di susur ranjangku. Berlanjut saya dekap beserta saya cumbu lirih rambut panjangnya yang dekati ke pinggang.

“Ndoro.. Tika belum cebok.. esok memeknya Tika bau loh.. Ndoro..”.

“Tak apa-apa Nduk.. agar esok Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini benar.. selaras ndoromu ini..”.

Seterusnya Tika saya bawa beserta mulai saya baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif menyapu rambutnya, pipinya, bibirnya.. beserta pula payudaranya yang sedikit sintal. Pada ketika tanganku mengelus pahanya..

“Ndoro.. kok mengelus-elus kaki Tika yang beset..”. “Oh bercakap-cakap Nduk.. Ndoro lalai..”. Ingat sendirilah, saya sebenarnya betul-betul pernah sexy buat merasai Tika, teruna kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku tampak teruna 14 tahun yang seperti itu polos, beserta beliau tutup mulut saja kala tanganku mengelus-elus segala fisiknya.

Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. saya terusin ceritanya. Seterusnya saya cangkung diantara kakinya beserta mulailah saya sibak bawahan yang dibubuhkan Tika dekati ke pinggang.

Saat ini terpampanglah dihadapanku satu orang teruna sedikit umur 14 tahun denga birai perji yang lagi belum ditumbuhi bulu. Sehabis pahanya saya kangkangkan, terpangpanglah sealiran birai memek yang dikanan-kirinya lumayan mengelembung.., eh maksudku tembem.

Sama jemari telunjuk beserta Ibunda jemari saya berikhtiar buat menguak isi didalamnya. Serta nyatanya.. isinya merah belia, berair sebab tampak sisa pipisnya yang sedianya itu loh beserta pula lumayan mengkilap. Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, beserta sesekali saya mengurut, puntir beserta saya tarik-tarik clitorisnya.

https://www.vingle.net/posts/2577356